Beton ringan atau autoclaved aerated concrete (AAC) adalah pasangan ideal semen instan. Pasalnya, keduanya muncul secara bersamaan, memiliki bahan baku serupa, dan diproduksi secara computerized. Karena itu permukaan beton ringan halus dan presisi, dengan kualitas homogen atau terstandar.
“Kalau batu bata nggak ada standarnya, ada yang keras sekali ada yang lunak, Karena permukaannya halus dan presisi, beton ringan butuh mortar berdaya rekat tinggi. Dan itu hanya bisa didapat dari semen instan yang memiliki daya rekat kuat. Spesi pemasangan beton ringan dengan semen instan cukup 0,2 – 1 cm sehingga pemakaian semen lebih irit.
Dinding beton ringan bagian dalam tak perlu diplester. Kecuali dinding luar. “Kalau dicat beton ringan masih lebih bagus ketimbang batu bata. Tapi, dibanding plesteran, tetap lebih bagus plesteran,” katanya. Karena itu dinding luar sebaiknya diplester.
Salah satu merek beton ringan adalah Hebel produksi PT Hebel Indonesia yang satu grup dengan PT Prima Mortar Indonesia dan Duta Mortar Perkasa. Sesuai namanya Hebel sangat ringan, hanya 575 kg per meter kubik (m3). Bandingkan dengan batako yang mencapai 1.100 kg atau batu bata 1.500 kg.
Ukurannya juga besar 60 x 20 x 10 cm. Batu bata hanya 25 x 12 x 5 cm. Jadi, pemasangan lebih cepat. Kalau bata 6-8 meter persegi (m2) per hari, Hebel 12- 15 m2. Kebutuhan Hebel per satu meter persegi delapan buah, batu bata 33. Hebel bisa besar namun ringan karena diproduksi menggunakan ragi (extending agent) seperti roti.
Karena ringan Hebel diklaim tahan gempa. Gaya gempa yang diterimanya jauh berkurang. Beton ringan juga meredam suara dan menepis panas, karena beraerasi (mengandung gelembung udara). Hebel konon mampu menghemat pemakaian listrik untuk AC hingga 60 – 70 persen.
beton ringan juga lebih tahan api. Hebel setebal 10 cm bisa bertahan dalam kebakaran selama empat jam. Batu bata dan batako dengan ketebalan yang sama hanya dua jam.
-6.917464
107.619123